Stase hidup ibarat sebuah metamorfosis kehidupan, yang akan selalu tumbuh dan kembang serta dengan lingkup perubahan yang selalu ada, dengan cerita hidup yang begitu unik baik satu individu ataupun individu2 lainnya.Hidup adalah sebuah proses dan sebuah jalan untuk mengumpulkan amal2 kebaikan ataupun sebaliknya yaitu menciptakan dosa2 di dunia ini, hanya orang2 yang beruntung dan selalu mengingat Allah dan selalu mengingat akhir dari proses kehidupan di dunia ini.
Senin, April 05, 2010
Mengawali Tugas Akhir
semoga hari ini gak sia2 ke kampuz, bosen juga rasanya di rumah gak ada aktivitas
untung ada kurcaci2 cilik yang selalu ada to menganggu minta timbahan ilmu wkwkwk...
end untung ada mereka mengisi waktu kosong ku yang melompong ini
Tapi, hari ini ku liburkan karena ada jadwal klh pagi, maaf y kurcaci2 ku kita cancel malem ja yach...
Bismilahirohmanirohim..........
sMOga BermAfAatT AmIen...........................
Penyakit Skoliosis
Mungkin kita masih bertanya-tanya apa itu skoliosis, awalnya sich ku gak begitu mengenal juga "Skolioasis" ini yang aku tahu hanya adanya suatu kelaianan pada tulang belakang karena posisi duduk yang salah dan suatu saat ada seorang teman yang bertanya tentang penyakit ini, ku bingung end ku jawab apa adanya trus ku cari2 di internet eh ternyata banyak penjabarannya. Thanks sobat, krena pertanyaanmu, ku bisa mengenal apa itu skoliosis klo u gak bertanya mungkin ku juga gak tahu secara detailnya. Yuk, kita lihat penjabarannya, ku juga dapat ini searching dari internet. Moga bermanfaat to kita semua terutama yang membutuhkan info ini.,,,,,maaf jika kurang lengkap:)
1. Definisi Skoliosis
- Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2007). Skoliosis ini biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”.
- Sedangkan menurut Medicastore menyatakan bahwa skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal, toraka maupun lumbal (Apotik Online dan Media Informasi, 2006).
- Senada dengan sebelumnya, Rosmawati Mion menyatakan bahwa skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion, Rosmawati, 2007). Kemudian menurut dr Ketut Martiana menyebutkan dalam Jawa Pos Online adalah skoliosis merupakan kelainan fisik bawaan atau genetik yang banyak dialami wanita (Jawa pos Online, 2007).
2. Jenis Skoliosis dan Penyebab Penyakit
Pada artikel yang ditulis oleh Norlaila H. Jamaluddin (Jamaluddin, 2007), Dr Siow menyatakan bahwa skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural.
a. Skoliosis bukan struktural disebabkan oleh :
- Tabiat yang tidak baik seperti membawa tas yang berat pada sebelah bahu saja (menyebabkan sebelah bahu menjadi tinggi), postur badan yang tidak bagus (seperti selalu membongkok atau badan tidak seimbang).
- Kaki tidak sama panjang.
- Kesakitan, contohnya disebabkan masalah sakit yang dirasakan di belakang dan sisi luar paha, betis dan kaki akibat kemerosotan atau kerusakan cakera di antara tulang vertebra dan menekan saraf.
b. Skoliosis struktural disebabkan oleh pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal. Ciri – ciri fisiknya adalah sebagai berikut :
- Bahu tidak sama tinggi.
- Garis pinggang tidak sama tinggi.
- Badan belakang menjadi bongkok sebelah.
- Payu dara besar sebelah.
- Sebelah pinggul lebih tinggi.
- Badan kiri dan kanan menjadi tidak simetri.
Penyebab seseorang dapat mengalami skoliosis tidak dapat diketahui secara pasti. Penyebab seseorang dapat mengalami skoliosis bermacam–macam. Ada yang disebabkan karena faktor genetik, neuromuskuler dan ada pula yang idiopatik( Apotik Online dan Media Informasi, 2006)
3. Gejala–gejala, efek penyakit dan jumlah penderita
Awalnya penderita mungkin tidak menyadari atau merasakan sakit pada tubuhnya karena memang skoliosis tidak selalu memberikan gejala–gejala yang mudah dikenali. Jika ada pun, gejala tersebut tidak terlalu dianggap serius karena kebanyakan mereka hanya merasakan pegal–pegal di daerah punggung dan pinggang mereka saja. Menurut Dr Siow dalam artikel yang ditulis oleh Norlaila H. Jamaluddin (Jamaluddin, 2007), skoliosis tidak menunjukkan gejala awal. Kesannya hanya dapat dilihat apabila tulang belakang mulai bengkok. Jika keadaan bertambah buruk, skoliosis menyebabkan tulang rusuk tertonjol keluar dan penderita mungkin mengalami masalah sakit belakang serta sukar bernafas. Dalam kebanyakan kondisi, skoliosis hanya diberi perhatian apabila penderita mulai menitik beratkan soal penampilan diri. Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, rata-rata penderita merasa malu dan rendah diri.
Skoliosis pada masyarakat indonesia dapat dijumpai mulai dari derajat yang sangat ringan sampai pada derajat yang sangat berat.
Skoliosis derajat ringan misalnya pembengkokan yang sedikit. Biasanya penderita tidak banyak mengeluhkan apa-apa. Bahkan kadangkala orang sekitarnya yg merasa terganggu dengan struktur bengkok tersebut misalnya orang tua penderita, pasangan (Rahayusalim, 2007). Derajat pembengkokan biasanya diukur dengan cara Cobb dan disebut sudut Cobb. Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi menjadi (Kawiyana dalam Soetjiningsih, 2004) :
- Skoliosis ringan : sudut Cobb kurang dari 20”
- Skoliosis sedang : sudut Cobb antara 21 – 40”
- Skoliosis berat : sudut Cobb lebih dari 41”
Pada skoliosis derajat berat (lebih dari 40 derajat), hanya dapat diluruskan melalui operasi. Bukan saja operasi skoliosis merupakan salah satu operasi besar, tetapi juga dengan cara yang berbeda-beda. Misalnya saja, di negara Ukraina, setelah operasi pasien harus berdiam di tempat tidur selama 6 bulan dengan dibalut gips. Penyembuhan paska operasi di Indonesia juga memakan waktu yang tidak sebentar. Di Jerman dengan metode baru yang dinamakan mobilisasi pasien seteleh opeasi memperlihatkan perbedaan teknik yang menyolok. 1 hari setelah operasi, pasien diharuskan bergerak dan berusaha berdiri dengan dibantu ahli-ahly gymnastik untuk skoliosis. Hari ke 2 pasien diharuskan berjalan dengan dibantu alat-alat gimnasik dan tim rehabilitasi.
Dalam operasi skoliosis, ada 2 metode:
metode 1: pembedahan yang lurus dari atas sampai bawah
metode 2: pembedahan miring, dari atas ke dada deapn (Thorax)
Metode mana yang akan digunakan adalah pertimbangan dokter ahli bedah dan spesialis skoliosis. Hasil pertimbangan akan dijelaskan pada pasien, dimana pasien diberi kesempatan untuk bertanya secara lebih detil. Material yang akan digunakan juga akan dijelaskan karena undang-undang kesehatan Jerman tidak membedakan pelayanan dalam operasi. Jadi, hanya material terbaik yang akan digunakan.
RISIKO OPERASI
- Operasi skoliosis adalah operasi besar dimana risiko tidak berhasil dan komplikasi bisa diperhitungkan antara 50% sampai 1%. Komplikasi operasi yang dapat timbul adalah kehilangan darah, paru-paru terluka, tulang-tulang iga patah, lever dan jantung terganggu, bahkan sampai terjadi kelumpuhan.
- Risiko-risiko ini harus sedapat mungkin diperkecil dengan alat-alat yang canggih dan pengetahuan struktur ilmiah dari tulang. Dibedakan dengan 10 tahun yang lalu, risiko operasi skoliosis di Jerman sekarang ini sangatlah minimal (di bawah 1%), dibandingkan dengan di negara-negara lainnya.
KAPAN HARUS DIOPERASI
- Operasi adalah salah satu tindakan penyembuhan tindakan terakhir yg diambil dokter , dimana pasien tidak bisa lagi disembuhkan melalui terapi dan gymnastik. Tindakan operasi adalah suatu tindakan yg boleh dikatakan tindakan darurat, tindakan ini juga adalah tindakan irreversible.(tidak dapat dikembalikan lagi).
- Operasi skoliosis masa sekarang dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan boleh dikatakan mempunyai risiko minimal (tergantung di negara mana dan bagaimana tradisi kesehatan di negara itu). (Operasi di Jerman, 2008)
Kebanyakan mereka yang menghadapi penyakit ini hanya menyadari tentang masalah tersebut ketika usia remaja, apabila keluarga atau rekan menyadari perubahan dalam tubuh mereka. Lain lagi dengan yang dikatakan oleh dr Ketut Martiana (Jawa Pos Online, 2007) yaitu biasanya skoliosis baru diketahui ketika anak sudah sekolah atau masuk play group. Kelainan skoliosis itu kerap luput dari pandangan orang tua.
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti (Jamaluddin, 2007):
1. Kerusakan paru-paru dan jantung. Ini boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi 70 derajat. Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan cepat capai.
Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
2. Sakit tulang belakang. Semua penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan menghidap masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.
3. Masalah image. Biasanya penderita merasa rendah diri, malu dan kurang yakin untuk berhadapan dengan orang lain kerana badan mereka tidak seimbang, tinggi atau berat sebelah.
4. Kemurungan. Ini adalah masalah psikologi yang paling dikhawatirkan pakar pengobatan. penderita akan lebih mudah mengalami kemurungan dan rasa sedih yang amat sangat.
Penyakit skoliosis ini lebih banyak menyerang remaja perempuan. Situs Medicastore menyebutkan bahwa penyakit ini lebih banyak dialami oleh remaja perempuan daripada laki–laki dengan prosentase sekitar 40–60 % (Apotik Online dan Media Informasi, 2006). Senada dengan hal tersebut, Kawiyana (dalam Soetjiningsih, 2004) mengatakan bahwa penyakit ini banyak diketemukan dalam usia remaja dan kebanyakan pada wanita. Biasanya penyakit ini dirasakan pada umur sekitar 10 tahun sampai umur pertumbuhan tulang berhenti.
Faktor yang dapat menyebabkan masalah skoliosis bertambah buruk ialah (Jamaluddin, 2007):
Proses pertumbuhan. Dengan bertumbuh dan berkembangnya tubuh penderita maka derajat kelengkungannya juga ikut berkembang dan menjadi semakin besar
Jenis Kelamin. Masalah skoliosis biasanya lebih buruk di kalangan remaja perempuan dibanding lelaki.
Umur. Lebih awal seseorang penderita mengalami skoliosis, kemungkinan untuk penyakit tersebut menjadi buruk akan lebih besar. Walaupun secara umumnya ini lebih banyak berlaku pada remaja, anak-anak juga dapat mengalami masalah ini pada umur empat hingga delapan tahun.
Lokasi. Lengkungan pada bagian tengah atau bawah tulang belakang biasanya jarang bertambah buruk. Masalah skoliosis hanya bertambah buruk jika ini berlaku pada bagian atas tulang belakang, menyebabkan badan belakang penderita menonjol keluar dan kelihatan bongkok.
Masalah tulang belakang ketika dilahirkan. Skoliosis pada anak-anak yang dilahirkan dengan penyakit ini, berisiko tinggi menjadi buruk dengan cepat. Oleh karena skoliosis tidak menyebabkan kesakitan, masalah ini jarang diberi perhatian dan rawatan hingga postur badan berubah