SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan memiliki fungsi:
1. Keseimbangan transportasi air dan zat terlarut
2. Ekskresi zat buangan
3. Menyimpan nutrien
4. Mengatur keseimbangan asam basa
5. Mensekresi hormon yang membantu mengatur tekanan darah, erithropoietin dan metabolisme kalsium
6. Membentuk urin
Sistem perkemihan disebut juga urinary sistem atau renal system. Terdiri dari:
1. Dua buah ginjal yang membuang zat-zat sisa metabolisme atau zat yang berlebihan dalam tubuh serta membentuk urin.
2. Dua buah ureter yang mentransport urin ke kandung kencing/bladder.
3. Kandung kencing/bladder: tempat penampungan urin
4. Uretra : saluran yang mengalirkan urine dari bladder/kandung kencing keluar tubuh
Ginjal memfiltrasi ±1700 liter darah/ 24 jam. Satu ginjal memiliki ± 1 juta nefron.  Kegiatan nefron dalam mengontrol regulasi :
1. Filtrasi air dan zat terlarut dari darah
2.  Reabsorpsi secara selektif zat-zat yang terlarut untuk dikembalikan  kedalam darah untuk menjaga keseimbangan konsentrasi dalam darah
3. Ekresi produk buangan kedalam urine
ANATOMI GINJAL
Secara  anatomis, ukuran ginjal ± panjang = 11,25 cm, lebar = 5 cm, tebal = 2,5  cm. Posisi di T12 – L3 dibelakang abdomen, Posisi ginjal kanan lebih  rendah dari ginjal kiri karena terdesak oleh hepar
Lapisan-lapisan pembungkus ginjal :
1. Bagian dalam   : capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan permukaan ureter
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak untuk melindungi ginjal dari trauma
3.  Bagian luar : Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan  menghubungkannya dg dinding abdomen posterior. Jaringan flexibel             memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak  waktu bernafas, mencegah penyebarab infeksi dari ginjal ke yang lain.
ANATOMI INTERNAL
Dari dalam keluar: Renal Pelvis, Medulla dan Korteks
1.  Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan  medula dengan ureter. Renal pelvis Memiliki percabangan yaitu kaliks  mayor dan kaliks minor. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks  mayor dan 8-18 kaliks minor
2. Medulla renalis merupakan bagian  tengah gunjal, terdiri dari 8-18 piramida. Bagian apeks dari piramida  adalah papilla . Piramida terdiri dari tubulus dan duktus kolektifus  dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam reabsorpsi zat-zat  yang terfiltrasi. Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kaliks  mayor dan renal pelvis. Dari renal pelvis urin ke ureter dan masuk  kandung kencing.
3. Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri  dari area kortikal dan area juxtamedullari. Mempunyai kapiler-kapiler  menembus medula melalui piramid membentuk renal kolum. Kolum terdiri  dari tubulus ginjal yang mengalirkan urin ke kalliks minor.
SUPLAI DARAH
Sekitar  20 -25 % cardiac output lari ke ginjal. 1,2 liter darah lewat ke  ginjal/mnt. Kegiatan filtrasi darah yang masuk ke ginjal dalam tubuh  60x/hari
PERSYARAFAN :
Dari plexus  renalis susunan saraf otonom masuk lewat hillus dan melakukan Innervasi  pada otot polos di afferen & efferen arteriol. Suplai vasomotor ini  lebih untuk vasoconstriktor. pada umumnya afferen lebih sering kontraksi  daripada efferen. Perubahan posisi fisik, stress meningkatkan  vasomotor. Syaraf vasomotor membantu untuk kontrol fungsi ginjal dengan  mengatur tekanan darah di glomerulus. Pada laki-laki syaraf di ginjal  berhubungan/ berkomunikasi dengan syaraf di testis sehingga gangguan  pada ginjal dapat menyebabkan gangguan dengan terasa nyeri diatas  testis.
NEFRON :
Nefron merupakan unit fungsional pada ginjal. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron, nefron terdiri lima komponen:
1. Kapsula bowman dan glomerulus merupakan tempat terjadinya filtrasi
2. Tubulus proksimal: tempat reabsorpsi dan beberapa sekresi
3. Lengkung henle: Tempat pengenceran dan pemekatan urin terjadi
4. Tubulus distal: Reabsorpsi dan lebih banyak sekresi.
5. Duktus kolektifus: Pemekatan urin dan menyalurkan urin ke renal pelvis.
Secara  garis besar dikatakan bahwa nefron terdiri atas dua komponen yaitu  komponen tubular yang terdiri  dari glomerulus sampai dengan tubulus  exretori dan komponen vascular yang terdiri dari kapiler glomerulus  & kapiler.
Filtrasi darah di renal melewati 3 lapis :
Lap 1 : Lapisan endotel yang mengandung lubang-lubang tipis yang disebut jendela
Lap 2 : Basemen membran   seperti basemen kapiler merupakan fibrous   protein
Lap  3 : lap viseral glomerulus kapsul & sel podocyte. Podocyte  ukurannya besar-besar dan seperti tangan punya jari-jari, disebut foot  processes atau pedicels.
          
peritubular. 
Pembentukan urin dalam nefron elalui tiga proses yaitu filtrasi Glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus.
Filtrasi Glomerulus
Filtrasi  glomerulus merupakan proses yang pasif, tidak selektif, dimana cairan  dan zat-zat terlarutnya terdorong melalui membran semi permeabel melalui  tekana hidrostatik. Sejumlah volume cairan yang terfiltrasi dari darah  ke dalam kapsula bowman dalam setiap menitnya disebut dengan glomerular  filtration rate (GFR). GFR dipengaruhi  oleh tiga faktor:
1. Total permukaan yang memungkinkan untuk proses filtrasi
2. Permeabilitas membran filtrasi
3. Total tekanan filtrasi
Tekanan  filtrasi ditentukan oleh kekuatan tekanan yaitu tekanan hidrostatik  yang mendorong dan tekanan osmotik yang menarik. Perbedaan kedua tekanan  tersebut yang menentukan tekanan total dari tekanan filtrasi.
GFR  normal pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. Keadaan tersebut  dipertahankan tetap oleh kontrol intrinsik yang disebut dengan  autoregulasi renal. Autoregulasi dicapai dengan beberapa mekanisme  yaitu: mekanisme myogenik yang mengontrol diameter arteriol afferen yang  berespon terhadap perubahan tekanan pada pembuluh darah. Tekanan darah  yang meningkat menyebabkan pembuluh darah renal kontriksi.
Kontrol  intrinsik yang lain adalah mekanisme renin-angiotensin. Sel khusus yang  disebut dengan aparatus jukstaglomerullus yang berada di tubulus  distal. Renin dikeluarkan oleh sel jukstaglomerulus kebanyakan dipacu  oleh adanya penurunan tekanan dalam sistem sirkulasi.
Filtrasi  glomerulus juga dikontrol oleh mekanisme ekstrinsik melalui sistem  syaraf simpatis. Dalam keadaan gawat atau stress, sistem syaraf simpatis  menyebabkan vasokonstriksi yang kuat pada arteriol afferen  dan  menghambat pembentukan filtrt. Sistem syaraf simpatis merangsang sel  jukstaglomerulus untuk melepaskan renin yang nantinya akan meningkatkan  tekanan darah sistemik.
Reabsorpsi Tubulus
Pada ginjal yang  sehat, nutrien organik seperti asam amino dan glukosa direabsorpsi.  Kecepatan dan banyaknya air yang direabsorpsi tergantung dari respon  ginjal terhadap hormon-hormon yang berperan. Proses reabsorpsi berbagai  zat dapat berlangsung secara aktif diantaranya adalah glukosa, asam  amino, laktat, vitamin, sebagian besar ion.
Sekresi Tubulus
Banyak  zat seperti hidrogen, kalium kreatinin, amonia, dan asam organik  berpindah dari darah di kapiler peritubular kedalam tubulus sebagai  filtrat. Zat lain yang disekrsikan juga seperti obat-obatan dan zat-zat  lain yang tidak dibutuhkan ole tubuh. Proses sekresi ini juga penting  dalam mengatur keseimbangan asam basa.
Mempertahankan volume dan komposisi urin normal
Proses mempertahankan komposisi dan volume urin normal terjadi melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.  Bagian dsenden lengkung henle lebih permeabel terhadap air, natrium dan  klorida, masuk melalui proses diffusi. Bagian interstisial yang  hiperosmotik menyebabkan air bergerak keluar dari bagian desenden  sehingga filtrat menjadi lebih pekat.
2. Lumen bagian asenden  lengkung henle impermeabel terhadap air, tetapi dapat dilewati oleh  natrium dan klorida masuk ke interstisial di medula. Dengan demikian  filtrat di medula menjadi hipoosmotik dan interstisial menjadi  hiperosmotik.  bagian dalam medula, ar
3. Saat filtrat melewati  bagian asenden lengkung henle dan memasuki tubulus distal, natrium dan  klorida dikeluarkan/berpindah sedangkan air ditahan sehingga filtrat  menjadi lebih encer
4. Saat filtrat melewati ar kan air. 
Urin  terdiri dari sebagian besar volumenya sekitar 95%  adalah air dan 5%  zat terlarutnya. Jumlah terbesar zat terlarut adalah urea. Zat terlatur  lain adalah natrium, kalium, fosfat, sulfat, kreatinin, asam urat,  kalsium, magnesium dan bikaarbonat.
Pada orang dewasa yang sehat,  produksi urin dalam sehari jumlahnya sangat bervariasi dari yang paling  sedikitnya 300 ml saat tubuh tidak mendapatkan asupan air atau saat  tubuh kehilangan bnayak air sampai 23 liter pada keadaan banyak minum.  Pada keadaan sehat, volume urin tidak memungkinkan dibawah 300 ml karena  volume ini merupakan jumlah minimal yang dibutuhkan untuk urin dapat  mengeluarkan zat-zat buangan yang berbahaya.
AUTO REGULASI
Auto regulasi proporsional pada TD sistole 90-250 mmHg
   MAP = Sistolik + 2 Diastolik
             3
   Normal = 70-100 mmHg
       Meningkatnya MAP akan menyebabkan negatif feedback otomatis  sehingga terjadi kontriksi afferen. Aliran plasma menuju ginjal = 650  ml/mnt. Laju Filtrasi Glomerulus 125 ml/mnt, 180 L/ hari, 4,5 x total  cairan, 800 – 1500 ml urine/ hari.
Volume urin rata-rata dalam keadaan sehat adalah 1500 ml.
Input dan output cairan normal dalam tubuh.
Input (ml) Output (ml)
Air 1500 Urin 1500
Makanan 500 IWL: paru-paru 400
Air metabolieme 400 IWL: kulit 400
 Feses 100
Total 2400 Total 2400
Kadar natrium dan volume air diatur oleh 3 hormon yaitu:
1. ADH
2. Aldosteron
3. Atrial Natriuretic peptide
ADH  disekresi dari hipofisis anterior sebagai respon dari adanya  peningkatan osmolalitas plasma. Osmoreseptor yang ada dihipotalamus  mendeteksi walaupun sangat kecil adanya perubahan osmolalitas plasma dan  mengirimkan sinyalnya ke hipofisis anterior untuk mensekresi ADH. Kadar  natrium mempengaruhi sekitar 95% terhadap osmolalitas cairan  ekstraseluler maka konsentrasi natrium pada cairan ekstraseluler sangat  nyata mempengaruhi sekresi ADH. Reseptor ADH ditemukan juga di duktus  kolektivus dan ADH berperan untuk membuka saluran air disini sehingga  memungkinkan air berdiffusi ke interstisial.
Aldosteron adalah  hormon steroid yang disekresikan oleh korteks adrenal. Ia mempengaruhi  tubulus distal. Semakin banyak aldosteron disekresi maka semakin banyak  natrium di reabs orpsi. Sekresi aldosteron tidak seperti ADH yang  dipengaruhi oleh osmolalitas plasma, aldosteron tidak dipicu oleh  osmolalitas plasma tetapi diatur oleh peptida, angiotensin II.
Atrial  Natriuretik Peptide. Peptida ini disekresikan dari sel natrium jantung  sebagai respon dari peningkatan regangan pada atrium. Peptida ini  memiliki 5 efek antara lain:
a. Menghambat sekresi aldosteron
b. Mengurangi pelepasan renin oleh ginjal
c. Mengurangi pelepasan ADH oleh hipofisis posterior
d. Vasodilatasi
e. Natriuresis dan diuresis.
Aldosteron dan kontrol kadar kalium.
Kalium  terfiltrasi secara bebas di glomerulus dan 65% direabsorpsi di tubulus  proksimal. Sekresi kallium juga dikaitkan dengan natrium dan ion  hidrogen. Tidak seperti pengaturan natrium, saat aldosteron hanya salah  satu faktor dalam pengatran kadar natrium, hanya hormon aldosteron yang  terlibat dalam pengaturan kalium dan memiliki peran yang sangat penting.  Peningkatan kadar kalium sedikit saja di ekstraseluler secara langsung  merangsang sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Efek aldosteron  di tubulus distal adalah meningkatkan sekresi kalium kedalam urin.  Pelepasan aldosteron dirangsang oleh peningkatan kadar kalium  ekstraseluler secara kuat dikontrol oleh mekanisme umpan balik. Saat  konsentrasi kalium normal kembali maka stimulus untuk melepaskan  aldosteron terhenti dengan cepat.
Aldosteron meningkatkan reabsorpsi  natrium dalam pertukaran dengan kalium atau hidrogen. Jika ion alium  dibutuhkan untuk banyak disekresi maka sedikit ion hidrogen yang dapat  disekresi dan demikian sebaliknya. Di klinis fenomena ini menghasilkan  suatu hubungan antara metabolik asidosis dengan hiperkalemia atau  sebaliknya metabolik alakalosis dengan hipokalemia. Saat pasien  mengalami asidosis maka tubulus distal akan meningkatkan kecepatan  sekresi ion hidrogen (untuk mencegah jatuhnya pH plasma) dengan  mengurangi kecepatan sekresi ion kalium sehingga terjadi retensi ion  klaium dlam darah yang menyebabkan hiperkalemia.
Peran hormon paratiroid,vitamin D dan kalsitonin dalam pengaturan keseimbangan kalsium dan posfat di ginjal.
1.  Dua pengatur utama keseimbangan kalisum dan posfat adalah hormon  paratiroid dan vitamin D. Kalsium dan posfat dapat memasuki plasma dari  usus dan tulang. Kalsium dan posfat dapat meninggalkan plasma dengan  redeposisi di tulang atau dikeluarkannya oleh ginjal. Pengeluaran hormon  paratiroid dikeluarkan oleh menurunnya kadar kalisum plasma dan  berkurang  saat kadar kalsium plasma meningkat. Efek utamanya adalah  meningkatkan kadar kalisum plasma dengan cara meninkatkan pemecahan  di  tulang, melepaskan ion kalisum.
Efek vitamin D dan paratiroid dalam  meningkatkan kadar kalisum plasma diatur sedemikian rupa dengan sangat  hati-hati melalui umpan balik negatif untuk mencegah kadar kalsium yang  terlalu tinggi.
Jika kadar kalsium scera tiba-tiba meningkat (setelah  mengkonsumsi makanan dengan kadar kalsium tinggi) maka kalsitonin  dirangsang untuk dilepaskan dari kelenjar tiroid yang menyebabkan  kalsium di redeposisi di tulang. Efek hormon ini  cepat dan elatif  bekerja dalam waktu yang singkat. Peranan ion kalisum sangat penting  dalam pengaturan sistem persyarafan dan otot serta dalam pembekuan  darah.
Pembersihan produk-produk buangan.
Ginjal mampu  mengeluarkan produk buangan yang larut dalam air dan beberapa zat kimia  dari tubuh. Proses tersebut disebut dengan renal plasma clearance yaitu  kemampuan ginjal untuk membersihkan zat buangan dalam satu menit.
Ginjal   membersihkan sekitar 25-30 gr urea (zat buangan nitrogen yang dibentuk  di hati dari pemecahan asam amino) sehari. Membersihkan kreatinin  (produk akhir dari kreatinin fosfat yang di temukan di otot rangka),  membersihkan asam urat (sisa metabolik nucleic acid), membuang amonia,  toksin bakteri dan obat-obat yang larut dalam air.
Hormon dan Nutrien di Ginjal
1.  Vitamin D penting dalam proses reabsorpsi kaliasum dan fosfat di usus  halus. Vitamin D memasuki tubuh dalam bentuk inaktif dari diet atau dari  perubahan kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet di kulit.  Aktivasi vitamin ini terjadi melalui dua tahap: yan gpertama di hati dan  yang kedua di ginjal. Pada tahapan yang terjadi di ginjal distimulasi  oleh hormon paratiroid sebagai respon dari penurunan kadar kalisum  plasma.
2. Eritropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi  sel darah merah sebagai respon adanya hipoksia jaringan. Proses yang  merangsang pengeluaran eritropoietin di ginjal adalah penurunan kadar  oksigen sel ginjal.
Anatomi Ureter
Ureter  memiliki panjang sekitar 25-30 cm. Ureter berfungsi mentransport urin  dari ginjal ke kandung kemih. Terdiri dari tiga lapis yaitu epitel  mukosa pada bagian dalam, otot polos pada bagian tengah dan jaringan  ikat pada bagian luar.
Anatomi kandung kecing
Kandung  kencing/kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis, berfungsi  menampung urin untuk sementara waktu. Terdapat segitiga bayangan yang  terdiri atas 3 lubang yaitu 2 lubang ureter dan satu lubang uretra pada  dasar kandunng kemih yang disebut dengan trigonum/trigon. Lapisan  dinding kandung kencing (dari dalam keluar): lapisan mukosa, submukosa,  otot polos dan lapisan          fibrosa.Lapisan otot disebut dengan otot  detrusor. Otot longitudinal pada bagian dalam dan luar dan lapisan  sirkular pada bagian tengah.
Ukuran kandung kencing berbeda-beda.  Pda usia dewasa kandung kencing mampu memnampung sekitar 300-500 ml  urin. Pada keadaan tertentu kandung kencing dapat menampung dua kali  lipat lebih jumlah keadaan normal.
Anatomi uretra
Uretra  merupakan saluran yang mengeluarkan urin keluar tubuh. Uretra terbentang  dari dasar kandung kencing ke orifisium uretra eksterna. Pada laki-laki  panjangnya sekitar 20 cm sedangkan pada wanita panjangnya sekitar 3-5  cm.
    MIKSI/BERKEMIH/BUANG AIR KECIL
Miksi merupakan proses  pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Dua langkah utama  yaitu: jika kandung kemih terisi secara progresif sampai tegangan  dindingnya meningkat diatas nilai ambang akan mencetuskan refleks miksi  dan refleks miksi akan berusaha mengosongkan kandung kemih, menimbulkan  kesadaran akan keinginan berkemih. Meskipun refleks miksi adalah autonom  medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh  pusat korteks serebri atau batang otak.
Persyarafan Kandung kemih:
  Persyarafan utama kandung kemih adalah nervus pelvikus yang  berhubungan dengan medulla spinalis melalui pleksus sakralis terutama  berhubungan dengan medulla spinalis segmen S2 dan S3. Serat sensorik  mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih. Saraf mototrik  yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat parasimpatis.
Selain  nervus pelvikus terdapat dua tipe persyarafan lain yang penting untuk  kandung kemih yaitu serat otot lurik yang berjalan melalui nervus  pudendal menuju sfingter eksternus. Ini adalah serat saraf somatik yang  mempersyarafi dan mengontrol otot lurik pada sfingter. Kandung kemih  juga menerima syaraf simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervus  hipogastrikus terutama berhubungan dengan segmen L2 medulla spinalis.  Serat simpatis ini merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi  kontraksi kandung kemih. Beberapa serat syaraf sensorik juga berjalan  melalui syaraf simpatis dan penting dalam menimbulkan sensasi rasa penuh  dan rasa nyeri
Urin yang terbentuk sepanjang perjalanannya dari  glomerulus sampai dengan duktus kollektivus akan memasuki kaliks minor,  kaliks mayor dan pelvic ginjal. Setelah terkumpul di pelvic ginjal urin  masuk ke ureter dan dengan  pergerakan peristaltik dari ureter urin  dikirim ke vesika urinaria untuk disimpan sementara sampai saatnya di  keluarkan. Pengeluaran urin diatur oleh refleks mikturisi dengan  penjelasan sebagai berikut:
1. Sejumlah urin (sekitar 200-300 ml) akan menyebabkan regangan pada kandung kencing.
2.  Regangan akan merangsang reseptor regangan, sinyal akan diteruskan  melalui syaraf afferen kenervus pelvikus di medulla spinalis.
3. Di  medulla spinalis sinyal akan diteruskan ke nervus motorik parasimpatis  dan melalui interneuron di bawa ke hipotalamus yang akan dihantarkan ke  otak sehingga manusia mempersepsikan keinginan untuk BAK.
4. Sinyal  dari nervus motorik parasimpatis akan dibawa oleh saraf efferen ke otot  detrusor dan menstimulasi otot tersebut untuk berkontraksi.
5.  Kontraksi otot detrusor  menyebabkan semakin meningkatnya tekanan di  kandung kemih, tetapi urin tidak keluar sampai spingter internal dan  eksternal relaksasi (Relaksasi spingter uretra internal dan eksternal  ini di bawah kontrol volunter).
6. Ketika volume urin di kandung  kemih meningkat sampai dengan 500 ml akan meningkatkan rangsangan pada  reseptor regangan sehingga sensasi semakin kuat.
7. Refleks yang  dihasilkan cukup kuat untuk membuka spingter uretra internal terbuka  sehingga spingter uretra eksternalpun terangsang relaksasi dan  terjadilah pengeluaran urin.
8. Diakhir proses mikisi kurnag dari 10 ml urin akan tetap berada di kandung kemih.
Stase hidup ibarat sebuah metamorfosis kehidupan, yang akan selalu tumbuh dan kembang serta dengan lingkup perubahan yang selalu ada, dengan cerita hidup yang begitu unik baik satu individu ataupun individu2 lainnya.Hidup adalah sebuah proses dan sebuah jalan untuk mengumpulkan amal2 kebaikan ataupun sebaliknya yaitu menciptakan dosa2 di dunia ini, hanya orang2 yang beruntung dan selalu mengingat Allah dan selalu mengingat akhir dari proses kehidupan di dunia ini.
Sabtu, Juli 16, 2011
Perhitungan Cardiothoracic Ratio (CTR)
Ada pemeriksaan radiologi khususnya Thorax, kadang-kadang ditemukan dimana ukuran bayangan jantung terlihat lebih besar dari biasanya. Meskipun terlihat lebih besar dari biasanya, kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa jantung tersebut mengalami pembesaran atau biasa disebut Cardiomegally. Untuk menentukan apakah jantung tersebut mengalami pembesaran, maka diperlukan sebuah perhitungan yang disebut dengan Cardiothoracic Ratio, mau tahu bagaimana pengukurannya....
Sebelum kita mulai dengan Cardiothoracic Ratio, mari kita mulai dari anatomi jantung terlebih dahulu.
Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung adalah pusat dari sistem kardiovaskuler yang terletak dalam rongga dada diantara 2 paru. Jantung dilapisi oleh sebuah kantung disebut perikardium (kantong fibroserosa), fungsinya adalah membatasi pergerakan jantung dan menyediakan pelumas. Perikardium terletak dalam mediastinum medius, posterior terhadap corpus sterni dan kartilago costae II sampai VI.
Perikardium terdiri dari :
1. Perikardium fibrosum → terletak di bagian luar dan terikat kuat
2. Perikardium serosum (bagian dalam ) terdiri dari :
- lamina parietalis berdekatan dengan perikardium fibrosum
- Lamina visceralis berhubungan erat dengan jantung = epikardium
Ruang diantara lamina parietalis dan visceralis disebut cavitas perikardiak, yang berisi cairan perikardial, berfungsi sebagai pelumas.
Batas jantung
- Batas kanan oleh atrium kanan
- Batas kiri oleh auricula sinistra
- Bawah oleh ventrikel sinistra
Ruang-ruang jantung → dibagi oleh septum vertikal menjadi empat bagian atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra dan ventrikel sinistra.
Otot jantung terdiri dari tiga lapisan
1. Endokardium (bagian dalam)
2. Miokardium
3. Epikardium
Otot atrium lebih tipis dibandingkan otot ventrikel. Antara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup trikuspidalis (terdiri dari tiga daun katup). Antara atrium kiri dengan ventrikel kiri terdapat katup mitralis ( terdiri dari dua daun katup).
Antara ventrikel kiri dan aorta dan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis terdapat katup semilunaris ( terdiri dari tiga daun katup). Gerakan katup pada dasarnya adalah pasif, membuat aliran darah menuju kesatu arah.
Otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yg mirip dengan otot rangka, hanya kontraksi otot jantung lebih lama. Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70 – 90 denyut/menit pada orang dewasa. Konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang terdapat pada nodus sinuatrialis, nodus atrioventrikularis, fasikulus atrioventrikularis (sinistra & dextra) dan sub-endokardial serabut purkinje
Nodus sinoatrial terletak pada dinding atrium dextra dibagian atas tepat disebelah kanan muara vena cava superior. Nodus atrioventrikular terletak di bagian bawah tepat diatas tempat perlekatan septum trikuspidalis. Fasciculus atrioventrikular ( berkas his) merupakan jalur serabut otot jantung yang menghubungkan miokardium atrium dan ventrikel terdiri dari cabang berkas kanan (right bundle branch) dan cabang berkas kiri ( left bundle branch)
1. Buat garis lurus dari pertengahan thorax (mediastinum) mulai dari atas sampai ke bawah thorax.
2. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kanan dan namakan sebagai titik A.
3. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kiri dan namakan sebagai titik B.
4. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik A dan B
5. Tentukan titik terluar bayangan paru kanan dan namakan sebagai titik C.
6. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik C dengan garis mediastinum.
7. Perpotongan antara titik C dengan garis mediastinum namakan sebagai titik D
Jika foto thorax digambar dengan menggunakan aturan di atas maka akan di dapatkan foto thorax yang sudah di beri garis seperti di bawah ini :

Setelah dibuat garis-garis seperti di atas pada foto thorax, selanjutnya kita hitung dengan menggunakan rumus perbandingan sebagai berikut :
Ketentuan : Jika nilai perbandingan di atas nilainya 50% (lebih dari/sama dengan 50% maka dapat dikatakan telah terjadi pembesaran jantung (Cardiomegally)
Contoh :
Pada sebuah foto thorax, setelah dibuat garis-garis untuk menghitung Cardiothoracic Ratio, di dapat nilai-nilai sebagai berikut :
Panjang garis A ke B = 10 cm
Panjang garis C ke D = 15 cm
Dari nilai-nilai di atas, apakah jantun pada pasien tersebut dapat dikategorikan sebagai Cardiomegally atau tidak?
Jawab :
Sesuai dengan rumus perbandingan yang telah dijelaskan, maka kita masukan nilai-nilai tersebut di atas.
karena nilai ratio nya melebihi 50%, maka jantung pasien tersebut dapat dikategorikan Cardiomegally (terjadi pembesaran jantung).
Beberapa Penyebab Cardiomegally
1. Atrial Septal Defect (ASD)
ASD adalah kelainan pada sekat atrium. Ini merupakan kelainan bawaan, dimana 80% - 90% terjadi pada orang dewasa. Wanita 3 kali lebih banyak daripada laki-laki yang memiliki kelainan ASD ini. Pada kasus ASD terjadi pembesaran pada ventrikel kanan dan seluruh bagian dari arteri pulmonaris. Atrium kanan juga mengalami pembesaran, namun pada foto thorax sulit dibedakan dengan pembesaran pada ventrikel kanan.
Contoh Foto Thorax Pada Kasus ASD
2. Mitral Stenosis
Mitral Stenosis merupakan akibat dari rheumatic carditis yang terjadi 5 sampai 10 tahun sebelumnya. Mitral Stenosis akan memperlihatkan pembesaran bayangan jantung dikarenakan terjadi oedema pada arteri pulmonaris. Awalnya rheumatic Mitral Stenosis didistribusikan oleh arteri pulmonaris ke lobus bagian atas dari paru-paru. Kemudian arteri pulmonaris membesar seiring dengan terjadinya hipertensi pada arteri pulmonaris. Pada foto thorax akan tampak membesar atrium kiri, ventrikel kanan dan cabang-cabang dari arteri pulmonaris
3. Left Ventricular Aneurysm (LVA)
LVA adalah aneurisma yang terjadi pada ventrikel kiri. Hal ini disebabkan karena terjadi pembesaran pada ventrikel kiri. Ventrikel kiri ini membesar akibat beberapa penyakit seperti TB, Kalsifikasi Infark atau Asbestos Disease.
sumber : ctr
Sebelum kita mulai dengan Cardiothoracic Ratio, mari kita mulai dari anatomi jantung terlebih dahulu.
Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung adalah pusat dari sistem kardiovaskuler yang terletak dalam rongga dada diantara 2 paru. Jantung dilapisi oleh sebuah kantung disebut perikardium (kantong fibroserosa), fungsinya adalah membatasi pergerakan jantung dan menyediakan pelumas. Perikardium terletak dalam mediastinum medius, posterior terhadap corpus sterni dan kartilago costae II sampai VI.
Perikardium terdiri dari :
1. Perikardium fibrosum → terletak di bagian luar dan terikat kuat
2. Perikardium serosum (bagian dalam ) terdiri dari :
- lamina parietalis berdekatan dengan perikardium fibrosum
- Lamina visceralis berhubungan erat dengan jantung = epikardium
Ruang diantara lamina parietalis dan visceralis disebut cavitas perikardiak, yang berisi cairan perikardial, berfungsi sebagai pelumas.
Batas jantung
- Batas kanan oleh atrium kanan
- Batas kiri oleh auricula sinistra
- Bawah oleh ventrikel sinistra
Ruang-ruang jantung → dibagi oleh septum vertikal menjadi empat bagian atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra dan ventrikel sinistra.
Otot jantung terdiri dari tiga lapisan
1. Endokardium (bagian dalam)
2. Miokardium
3. Epikardium
Otot atrium lebih tipis dibandingkan otot ventrikel. Antara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup trikuspidalis (terdiri dari tiga daun katup). Antara atrium kiri dengan ventrikel kiri terdapat katup mitralis ( terdiri dari dua daun katup).
Antara ventrikel kiri dan aorta dan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis terdapat katup semilunaris ( terdiri dari tiga daun katup). Gerakan katup pada dasarnya adalah pasif, membuat aliran darah menuju kesatu arah.
Otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yg mirip dengan otot rangka, hanya kontraksi otot jantung lebih lama. Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70 – 90 denyut/menit pada orang dewasa. Konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang terdapat pada nodus sinuatrialis, nodus atrioventrikularis, fasikulus atrioventrikularis (sinistra & dextra) dan sub-endokardial serabut purkinje
Nodus sinoatrial terletak pada dinding atrium dextra dibagian atas tepat disebelah kanan muara vena cava superior. Nodus atrioventrikular terletak di bagian bawah tepat diatas tempat perlekatan septum trikuspidalis. Fasciculus atrioventrikular ( berkas his) merupakan jalur serabut otot jantung yang menghubungkan miokardium atrium dan ventrikel terdiri dari cabang berkas kanan (right bundle branch) dan cabang berkas kiri ( left bundle branch)
Perhitungan Cardiothoracic Ratio (CTR)
Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan CTR nya kita harus membuat garis-garis yang akan membantu kita dalam perhitungan CTR ini.1. Buat garis lurus dari pertengahan thorax (mediastinum) mulai dari atas sampai ke bawah thorax.
2. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kanan dan namakan sebagai titik A.
3. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kiri dan namakan sebagai titik B.
4. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik A dan B
5. Tentukan titik terluar bayangan paru kanan dan namakan sebagai titik C.
6. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik C dengan garis mediastinum.
7. Perpotongan antara titik C dengan garis mediastinum namakan sebagai titik D
Jika foto thorax digambar dengan menggunakan aturan di atas maka akan di dapatkan foto thorax yang sudah di beri garis seperti di bawah ini :

Setelah dibuat garis-garis seperti di atas pada foto thorax, selanjutnya kita hitung dengan menggunakan rumus perbandingan sebagai berikut :
Ketentuan : Jika nilai perbandingan di atas nilainya 50% (lebih dari/sama dengan 50% maka dapat dikatakan telah terjadi pembesaran jantung (Cardiomegally)Contoh :
Pada sebuah foto thorax, setelah dibuat garis-garis untuk menghitung Cardiothoracic Ratio, di dapat nilai-nilai sebagai berikut :
Panjang garis A ke B = 10 cm
Panjang garis C ke D = 15 cm
Dari nilai-nilai di atas, apakah jantun pada pasien tersebut dapat dikategorikan sebagai Cardiomegally atau tidak?
Jawab :
Sesuai dengan rumus perbandingan yang telah dijelaskan, maka kita masukan nilai-nilai tersebut di atas.
karena nilai ratio nya melebihi 50%, maka jantung pasien tersebut dapat dikategorikan Cardiomegally (terjadi pembesaran jantung).Beberapa Penyebab Cardiomegally
1. Atrial Septal Defect (ASD)
ASD adalah kelainan pada sekat atrium. Ini merupakan kelainan bawaan, dimana 80% - 90% terjadi pada orang dewasa. Wanita 3 kali lebih banyak daripada laki-laki yang memiliki kelainan ASD ini. Pada kasus ASD terjadi pembesaran pada ventrikel kanan dan seluruh bagian dari arteri pulmonaris. Atrium kanan juga mengalami pembesaran, namun pada foto thorax sulit dibedakan dengan pembesaran pada ventrikel kanan.
Contoh Foto Thorax Pada Kasus ASD
2. Mitral Stenosis
Mitral Stenosis merupakan akibat dari rheumatic carditis yang terjadi 5 sampai 10 tahun sebelumnya. Mitral Stenosis akan memperlihatkan pembesaran bayangan jantung dikarenakan terjadi oedema pada arteri pulmonaris. Awalnya rheumatic Mitral Stenosis didistribusikan oleh arteri pulmonaris ke lobus bagian atas dari paru-paru. Kemudian arteri pulmonaris membesar seiring dengan terjadinya hipertensi pada arteri pulmonaris. Pada foto thorax akan tampak membesar atrium kiri, ventrikel kanan dan cabang-cabang dari arteri pulmonaris
3. Left Ventricular Aneurysm (LVA)
LVA adalah aneurisma yang terjadi pada ventrikel kiri. Hal ini disebabkan karena terjadi pembesaran pada ventrikel kiri. Ventrikel kiri ini membesar akibat beberapa penyakit seperti TB, Kalsifikasi Infark atau Asbestos Disease.
sumber : ctr
Langganan:
Komentar (Atom)
syringe pump

