Senin, Februari 21, 2011

ANC

Antenatal Care
2.1.1 Pengertian
  • Prenatal care ataupun antenatal care adalah sama artinya yaitu perawatan kehamilan. Sedangkan perkataan prenatal dan antenatal berasal dari bahasa Yunani dan berarti: pre = sebelum, ante = dimuka, sedangkan natal, dari kata natus yang artinya persalinan. Jadi kedua perkataan mengenai masa hamil yaitu sebelum seorang ibu bersalin.
  • Penelitian lain menyatakan Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 1998).
  • Antenatal care adalah suatu periode persiapan, baik secara fisik yakni pertumbuhan dan adaptasi maternal maupun secara psikologis yakni antisipasi menjadi orang tua (Bobak, 2005)
  • Sedangkan menurut Farer (1999) antenatal care adalah suatu tahapan dimana dilakukannya pengawasan terhadap kehamilan untuk melihat apakah segalanya berlangsung normal untuk mendeteksi dan mengatasi setiap kelainan yang timbul dan untuk mengantisipasi semua masalah yang timbul selama kehamilan, persalinan dan periode post natal.
  • Antenatal care adalah memberikan pengawasan atau pemeliharaan ibu hamil sampai melahirkan bayinya, dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada ibu-ibu hamil, melahirkan serta nifas, serta menurunkan angka kematian bayi sampai umur sekitar satu tahun serta anak-anak prasekolah (Dainur, 1995).
  • Dari pengertian tersebut yang dimaksud dengan antenatal care adalah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat.


2.1.2 Tujuan Antenatal Care
Secara khusus pengawasan antenatal care bertujuan untuk:
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kehamilan ibu dan perinatal (Manuaba, 1998).
Secara rinci tujuan dari antenatal care juga dapat dibagi dua yaitu:
1. Tujuan antenatal care pada ibu:
 Untuk mengurangi penyulit-penyulit masa antepartum
 Untuk mempertahankan kesehatan jasman maupun rohani dari ibu
 Supaya persalinan dapat berlangsung dengan aman
 Supaya ibu sehat postpartum
 Supaya ibu dapat memenuhi segala kebutuhan janin
2. Tujuan antenatal care pada anak
 Mengurangi prematuritas, kelahiran mati dan kematian neonatal
 Kesehatan yang optimal dari bayi (obstetri fisiologi).


2.1.3 Jadwal Pemeriksaan
Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin dan oleh seorang wanita merasakan diri hamil.
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
• Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
terlambat satu bulan.
• Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan
• Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
• Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
• Periksa khusus bila ada keluhan –keluhan.
Adapun jadual pemeriksaan antenatal care adalah:
1. Trimester I dan II
- Setiap bulan sekali
- Diambil data tentang labolatorium
- Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna, tambahan protein ½ gr/kg BB = satu telur/hari
- Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan
- Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I.
2. Trimester III
- Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
- Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
- Diet empat sehat lima sempurna
- Imunisasi tetanus II
- Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga
- Rencana pengobatan
- Nasihat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan ( Manuaba, 1998).
Jadual pemeriksaan kehamilan disesuaikan menurut kondisi pasien masing-masing. Misalnya kalau wanita hamil banyak muntah pada hamil muda maka ia tidak dipesan kembali setelah satu bulan, tetapi mungkin sekali seminggu atau sekali dua minggu. Sedangkan jadual melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali selama hamil.



2.1.4 Kegiatan dalam Antenatal (Antenatal Care)
Pelayanan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu hamil dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Adapun tujuan pelayanan antenatal adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat (Depkes RI, 1994)..
Pemeriksaan antenatal yang dilaksanakan di tingkat pelayanan dasar hendaknya memenuhi tiga aspek pokok, yaitu:
1. Aspek medis, yaitu meliputi diagnosa kehamilan, penemuan kelainan secara dini dan pemberian terapi sesuai diagnosis.
2. Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain mengenai pemeliharaan kesehatan diri dan janinnya, pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya serta pencarian pertolongan yang memadai secara tepat.
3. Rujukan ibu hamil dengan resiko tinggi ke tempat pelayanan yang mempunyai fasilitas lengkap.


2.1.5 Riwayat kesehatan
a. Kehamilan saat ini
Pasien dating berkunjung karena adanya tanda-tanda presumsi kehamilan. Suatu tinjauan ulang gejala-gejala yang dirasakan dan bagaimana ia menanganinya membantu perawat mengumpulkan data dasar untuk mengembangkan rencana perawatan. Perhitungan TPP dapat dilakukan pada kesempatan ini.
b. Riwayat obstetri/ginekologi
Data yang dikumpulkan mencakup usia menarke dan riwayat menstruasi, infertilitas, setiap anomali ginikologi, riwayat penyakit menular seksual, riwayat seksual, semual, semua kehamilan, termasuk kehamilan saat ini.

c. Riwayat medis
Riwayat medis menguraikan kondisi medis atau bedah yang dapat mempengaruhi perjalanan atau dipengaruhi kehamilan. Misalnya wanita hamil yang menderita diabetes. Bedah terdahulu diuraikan apabila seorang wanita pernah menjalani bedah rahim.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga memberi informasi tentang keluarga dekat pasien, termasuk orang tua, saudara kandung dan anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan genetic atau familial dan kondisi yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.
e. Riwayat nutrisi
Aspek ini adalah komponen penting dalam riwayat prenatal. Status nutrisi seorang wanita hamil memiliki efek langsung pada pertumbuhan dan perkembangan janin dan wanita memiliki motivasi yang tinggi untuk mkempelajari gizi yang baik. Pengkajian diet dapat pengungkapkan data praktik diet khusus, alergi makanan, prilaku makan serta factor-faktor lain yang terkait dengan nutrisi.
f. Riwayat sosial
Faktor-faktor situasi seperti pekerjaan wanita atau pasangan nya, pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya serta status sosial ekonomi ditetapkan dalam riwayat sosial.


2.1.6 Penentuan tanggal lahir
Menentukan umur hamil sangat penting untuk menentukan persalinan. Umur hamil dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Naegle. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari, dapat dihitung dari haid pertama ditambah tujuh dan bulannya ditambah sembilan. TTP =(hari pertama HT+ 7) dan (bulan HT + 3).


2.1.7 Program pelayanan Antenatal
Menurut Depkes RI (1997), menyebutkan bahwa dalam penerapan operasional pelayanan antenatal menggunakan standar minimal 5 T, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan ibu hamil
2. Mengukur tekanan darah ibu hamil
3. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap
4. Mengukur tinggi fundus uteri
5. Pemberian tablet zat besi

2.1.8 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan lege artis : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan jantung, paru-paru dan sebagainya.
a. Pemeriksaan fisik umum
- kesan umum : kompos mentis, tampak sakit.
- Pemeriksaan : tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, berat badan dan hal lain yang perlu dipantau.
b. Pemeriksaan fisik khusus
- obstetri
- pemeriksaan dalam/rektal
- pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan umum
1. Bagaimana kondisi umum pasien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
2. Adakah anemia, cyanosis, ikterus, dispnea.
3. Keadaan jantung dan paru – paru.
4. Adakah Oedema.
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxemia gravidarum, tekanan rahim.
5. Refleks : Terutama reflek lutut, reflek ini negatif pada hypovitaminose B1 dan penyakit saraf.
6. Tensi
Tensi pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 systolik / 90 diastolik.
7. Berat badan
 Berat badan dalam triwulan 3 tidak boleh tambah dari 1 kg seminggu atau 3 Kg / bulan
 Peningkatan yang berlebih dapat disebabkan oleh retensi.
8. Pemeriksaan Laboratorium
 Air kencing : Glukosa, protein, sedimen
 Darah : Hb 3 bl / x kalau sering terjadi defisiensi Fe, GD, gol darah.
 Feses : -

Pemeriksaan Kebidanan
1. Infeksi
 Muka : Adakah eloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
bagaimana keadaan lidah, gigi.
 Leher : Apakah vena terbendung di leher, apakah kelenjar gondok membesar,
kelenjar membesar.
 Dada : Bentuk buah dada, pygmentasi puting susu dan gelanggang susu,
keadaan puting susu, adakah kolostrum.
 Perut : Perut membesar kedepan, kesamping, keadaan pucat pigmentasi di
linea alba, nampak gerakan janin, strie gravidarum.
 Vulva : Keadaan perineum, carrlah varices, tanda chadwick, candylomata,
fluor.
 Anggota bawah : Varices, udem, luka, cicatrix pada lipat paha.

2. Perkusi
Tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada sesuatu indikasi.
3. Palpasi
Palpasi perut untuk menentukan :
• Besar dan konsistensi rahim,
• Bagian-bagian janin, letak, presentase,
• Gerakan janin,
• Konraksi rahim Braxton-Hicks dan his
Cara palpasi ada bermacam-macam :
• Menurut leopold dengan variasi,
• Menurut Knebel,
• Menurut Budin, dan
• Menurut Ahlfeld

Leopold I:
- Pemeriksaan berdiri disisi kanan pasien menghadap muka ibu.
- Buka pakaian pasien pada bagian perut ibu.
- Atur posisi kaki dengan cara kaki ditekuk (semi dorsal recumbent).
- Gosokkan kedua telapak pemeriksa.
- Letakkan kedua telapak tangan pada perut ibu sebelah kanan dan tangan kanan disisi perut ibu sebelah kiri.
- Ketengahkan uterus untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada difundus.
- Hasil bila teraba bundar, lunak dan tidak melenting berarti bokong. Bila teraba bulat, keras dan melenting berarti kepala

Askep Endometriosis

TINJAUAN TEORI

I. Defenisi
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dic
erminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis.
( Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta )


II. Etiologi
Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:
1. Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )
2. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27>7 hari)
4. Spotting sebelum menstruasi
5. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
6. Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
7. Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
8. Terpapar Toksin dari lingkungan
Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:Jakarta.)

III. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala endometriosis antara lain :
1. Nyeri :
Dismenore sekunder
Ø
Dismenore primer yang buruk
Ø
Dispareunia
Ø
Nyeri ovulasi
Ø
Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
Ø
Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
Ø
Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
Ø
2. Perdarahan abnormal
Hipermenorea
Ø
Menoragia
Ø
Spotting sebelum menstruasi
Ø
Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi
Ø
3. Keluhan buang air besar dan buang air kecil
Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
Ø
Darah pada feces
Ø
Diare, konstipasi dan kolik
Ø
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica : Jakarta)

IV. Patofisiologi
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.
Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta
Spero f, Leon. 2005) dan (Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams & Wilkins : Philadelphia. )

V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini antara lain:
1. Uji serum
CA-125
Ø
Sensitifitas atau spesifisitas berkurang
Protein plasenta 14
Ø
Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.
Antibodi endometrial
Ø
Sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan
Ultrasound
Ø
Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan sensitifitas 11%
MRI
Ø
90% sensitif dan 98% spesifik
Pembedahan
Ø
Melalui laparoskopi dan eksisi.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta )

VI. Terapi
Terapi yang dilakukan ditujukan untuk membuang sebanyak mungkin jaringan endometriosis, antara lain:
1. Pengobatan Hormonal
Pengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi, sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati. Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnansi atau pseudo-menopause, yang digunakan adalah :
Derivat testosteron, seperti danazol, dimetriose
v
Progestrogen, seperti provera, primolut
v
GnRH
v
Pil kontrasepsi kombinasi
v
Namun pengobatan ini juga mempunyai beberapa efek samping.
v
2. Pembedahan
Bisa dilakukan secara laparoscopi atau laparotomi, tergantung luasnya invasi endometriosis.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta)

VII. WOC
Terlampir

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Dysmenore primer ataupun sekunder
v
Nyeri saat latihan fisik
v
Dispareunia
v
Nyeri ovulasi
v
Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
v
Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
v
Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
v
Hipermenorea
v
Menoragia
v
Feces berdarah
v
Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
v
Konstipasi, diare, kolik
v
a. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.
b. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.


2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
3. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis dan emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit.
4. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
(Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta)

3. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit
Kriteria Hasil :
• Klien mengekspresikan penurunan nyeri/ ketidaknyamanan
• Klien tampak rileks, dapat tidur dan istirahat dengan tepat

Daftar Pustaka
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta
Doenges, Marilynn.E.2001.Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta
Sperof, Leon. 2005. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams & Wilkins : Philadelphia. )
Diakses dari www.google.com tanggal 15 September 2007.