Senin, Oktober 19, 2009

artikela_ku


“PERKENANKANLAH AKU MENCINTAI_MU SEMAMPUKU”

Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai_Mu
Lembar demi lembar kitab kupelajari
Untai demi untai kata para Ustadz ku resapi
Tentang cinta para Nabi
Tentang kasih para Sahabat
Tentang mahabah para Sufi
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu ku tanam di jiwa dalam-dalam
Ku tumbuhkan dalam mimpi2 dan idealisme yang mengawang di awan

Tapi Rabb….
Berbilang detik, menit, jam, hari, pecan, bukan dan kemudian tahun berlalu
Aku berusaha mencintai_Mu dengan cinta yang paling utama, namun
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk_Mu
Aku makin merasakan gelisahku membadai
Dalam cinta yang mengawang
Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi
Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan

Wahai Ilahi,
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pecan, bulan dan tahun berlalu
Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali
Menatap, memohon, dan menghibah_Mu;
Allahu Rahim, Ilahi Rabbi,
Perkenankanlah aku mencintai_Mu
Semampuku
Allahu Rahman, Ilahi Rabbi
Perkenankanlah aku mencintai_Mu
Sebisaku

Ilahi,
Aku tak sanggup mencitai_Mu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa, hingga Al_Musthafa
Karena itu izinkan aku mencintai_Mu
Melalui keluh kesah pengaduanku pada_Mu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku



Rabbi,
Aku tak sanggup mencintai_MU
Seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan diri_Mu dan Rasul_Mu bagi pribadi dan keluarga
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separoh harta demi jihad
Atau Ustman yang menyerahkan seribu ekor kuda untuk syiarkku Din_Mu
Maka perkenankanlah aku mencintai_Mu semampuku,
Melalui seratus dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan,
Pada wanita2 tua yang menadahkan tangan di pojok2 jembatan.
Pada makanan2 sederhana yang terkirim ke handai taulan.

Ilahi,
Aku tak sanggup mencintai_Mu dengan khusuknya shalat salah seorang sahabat Rasul_MU,
hingga tak hirau dia pada anak panah musuh yang terhujam di kakinya.
Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintai_Mu,
Dalam shalat yang coba ku dirikan terbata-bata,
Meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Rabbi,
Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib,
Yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan_Mu
Maka izinkanlah aku mencitai-Mu dalan satu dua rakaat lailku.

Yaa, Maha Rahman
Aku tak sanggup mencintai_MU bagai para al hafidz dan hafidzah,
Yang menuntaskan kalam_Mu dalam satu putaran malam.
Maka perkenankanla aku mencitai_Mu semampuku,
Melalui selembar dua lembar tilawah harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Ya Rahim,
Aku tak sanggup mencitai_Mu semisal Summayyah,
Yang mempersembahkan jiwanya demi tegakknya din-Mu
Seandai para Syuhada, yang menjual dirinya dalam jihad bagi_Mu.
Maka perkenankanlah aku mencintai_Mu semampuku
Dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwah_Mu.
Maka izinkanlah aku mencintai_Mu semampuku
Dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Karim,
Aku tak sanggup mencintai_Mu di atas segalanya,
Bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,
Dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya.
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu di dalam segala
Perkenankanlah aku mencitai-Mu dengan mencitai keluargaku,
Dengan mencintai sahabat2 ku
Dengan mencitai manusaia dan alam semesta.

Allahu Rahmanurrahim, Ilahi Rabbi
Perkenankanlah aku mencitai_Mu semampuku
Agar cinta itu mengalun dalam jiwaku
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar