Senin, Januari 11, 2010

HPV (Human Papilloma Virus)

BAB I
PENDAHULUAN

Di Indonesia kejadian “manusia akar” telah menyita banyak perhatian masyarakat, sebab penyakit ini termasuk jenis penyakit yang langka. Salah satunya adalah penyakit yang di alami oleh seorang penduduk asal Cililin Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang bernama Dede dan yang berumur 37 tahun.
Menurut Dede, awal mula penyakit yang di deritanya itu sejak dia berumur 15 tahun. Tapi pada saat itu hanya timbul kutil sebesar biji kacang hijau di kedua tungkai bawah, tanpa terasa nyeri dan gatal. 5 tahun kemudian masih bertambah banyak dan menyebar. Karena penyakit yang di deritanya itu kemudian Dede di olok-olok oleh tetangga di sekitarnya sebagai “manusia akar/manusia pohon”. Kerena penyebaran penyakitnya itu yang semakin hari semakin bertambah, Dede di pecat dari pekerjaannya dan tak bisa menjalani hidupnya sebagai orang yang normal. Tak hanya itu dia juga di cerai oleh istrinya karena penyakitnya tapi Dede masih tinggal bersama kedua putrinya yang kini sedang menginjak usia remaja. Karena keterbatasan biaya, Dede tak mampu untuk mengobati penyakitnya. Dede juga pernah bergabung dengan kelompok “manusia aneh” yang para anggotanya memiliki kelainan-kelainan fisik yang langka. Dan kelompok ini menggelar “pertunjukan” yang di karciskan untuk mendapatkan uang dengan cara berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.
Penyakit Dede bermula di ungkap oleh Discovery Chanel sebuah jaringan televisi yang pada saat itu membawa seorang Dokter Anthony Gaspari yang berasal dari Amerika Serikat bersama ahli penyakit kulit (dermatologi) dan ilmu kekebalan tubuh (imunologi) berkunjung di kediaman Dede. Kemudian Dede di bawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk melakukan tes laboratorium Setelah melakukan tes laboratorium, dokter Anthony Gaspari menyimpulkan bahwa penyakit yang diderita Dede disebabkan oleh virus yang disebut Human Papilloma Virus (HPV). Yang membuat virus itu berkembang liar di tubuh Dede karena dia memiliki kelainan genetik yang langka dan kelainan genetik itu sendiri menghalangi sistem kekebalan, yang membuat tubuh Dede tak mampu membendung pertumbuhan kutil-kutil. Karena Dede juga di curigai mengalami AIDS, karena sel darah putihnya rendah maka di lakukan tes AIDS dan hasilnya negatif. Penyakit Dede sangat misterius karena dalam anggota keluargan baik orang tua ataupun saudaranya tak satupun yang mengalami penyakit yang sama seperti yang di alami Dede sekarang.
Setelah di lakukan pemeriksaan lebih lanjut maka tim dokter dari RS Hasan Sadikin (RSHS) kutil yang berakar dan bertandung di ujung kaki dan tangan itu diduga oleh virus dan untuk diagnosa sementara, Dede di nyatakan mengidap penyakit Epidermodisplasia veruciformis dan giant cutaneous horn disebabkan oleh human papiloma virus (HPV). Namun, Menkes sendiri belum bisa memastikan penyakit apa sebenarnya yang menyerang Dede.
Karena kondisi Dede semakin menurun Tim dokter akan merencanakan secepatnya pemangkasan kulit tebal yang tumbuh menyerupai akar pada kaki dan tangan melalui operasi . Di karenakan virus yang ada pada tubuh Dede terus menjalar dan kulit pasien semakin rusak. Pada saat di lakukan operasi tim dokter juga mengambil sampel DNA untuk di lakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk melihat adanya kanker atau tidak. Setelah di lakukan operasi.
Dede merupakan seorang dari belasan pasien di dunia yang terserang penyakit kutil akut. Selain di Indonesia, masalah tersebut terjadi pula di Thailand dan Eropa. Dari belasan pasien dunia yang terserang penyakit ini jarang berhasil disembuhkan meski ditangani medis sepenuhnya. Menurut Rahmat penyakit Dede ini, sejenis kutil yang biasa terjadi pada banyak orang. Kutil ini bisa menjadi akut seperti dialami pasien, karena kekebalan tubuh Dede cukup buruk sehingga tak mampu lagi menahan serangan virus.
Walaupun Dede sudah di lakukan operasi dan perawatan, perkembangan tanduk kutil di tubuh Dede masih akan terus terjadi karena virus tersebut masih berada di dalam tubuhnya. Operasi yang telah di lakukan juga sebagai upaya untuk menipiskan saja agar obat yang di berikan dapat meresap ke dalam kulit tubuh klien dan belum ada obat yang pasti untuk penyakit Dede. Dan yang terpenting sekarang adalah memperbaiki kondisi tubuh Dede, meningkatkan asupan gizi, untuk sementara Dede juga di larang mandi karena air bisa mengakibatkan kutil-kutil di tubuhnya mengeluarkan bau tak sedap setelah pasca operasi.

BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Pengertian
• Epidermo Dysplasia Veruca Formis & Giant Cutaneus Horn merupakan istilah kedokteran untuk kutil ganas yang membesar dan memanjang menyerupai akar pohon yang disebabkan oleh Virus Human Papiloma Virus (HPV).
• Epidermo Dysplasia Veruca Formis & Giant Cutaneus Horn adalah keadaan akibat virus yang identik atau berhubungan erat dengan virus penyebab veruka vulgaris, dimana lesi berwarana merah atau merah ungu serta menyebar luas dan mempunyai kecenderungan untuk menjadi ganas (kamus Saku Kedokteran Dorland)
• Epidermo dysplasia veruca formis berarti sel sel kulit yang membelah bertangkai yang menyerupai jengger ayam yang disebabkan oleh HPV
• Kutil dalam istilah medis disebut papiloma. Papiloma sebenarnya sejenis tumor jinak pada kulit, berasal dari penebalan lapisan luar kulit yang berlebihan.
2.2 Etiologi
• Disebabkan oleh kelompok Human Papiloma Virus (HPV). Virus ini biasanya sering menyerang pada manusia dan hewan.
2.3 Tanda dan Gejala
 Kutil yang tumbuh mungkin berwarna merah muda, putih, abu-abu ataupun coklat. Awalnya hanya berupa bintil-bintil kecil yang kemudian bersatu membentuk kutil yang lebih besar.
 Semakin lama kutil dapat menjadi semakin besar.
 Pertumbuhan kutil akan semakin besar dan banyak jika tumbuh di kulit lembab akibat kebersihan kulit kurang di jaga.
 Kutil-kutil ini dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal sehngga membuat tidak nyaman dan sering kali baru di sadari keberadaanya saat jumlahnya sudah bertambah banyak dan besar.
 Kutil dapat bertumbuh dengan cepat segera setelah terinfeksi ataupun beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah terinfeksi HPV, dah bahkan tidak pernah tumbuh sampai di nyatakan kita terinfeksi HPV (atau sampai kita menyadari bahwa kita terinfeksi HPV).
2.4. Penularan
• Cairan tubuh (seperti hubungan seks, jarum suntik yang di pakai secara bersama)
• Penggunaan barang secara bersamaan
2.5. Penyebaran
Factor penyebaran HPV adalah :
• Letak geografis
• Genetik
• Status social ekonomi rendah
• Status nutrisi
• System imunitas
• Gonta-ganti pasangan seks
• Rokok



2.6. Patofisiologi dan Patoflow
Ada di halaman terakhir



















2.7. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan Kutil biasa
• Obat yang mengandung asam salisilat atau glutaraldehida sering cukup efektif, digunakan obat oles paling tidak selama 3 bulan, sebelum pindah ke cara pengobatan lain.
• Krioterapi dengan nitrogen cair digunakan pada kutil yang tidak berhasil diobati dengan obat olesan
• Dengan cara sederhana berupa benang katun yang dililitkan sekitar ujung lidi sebesar tangkai jeruk, kemudian alat ini dimasukan de dalam nitrogen cair dan kemudian di tutulkan pada kutil sampai kutil dan alat sekitar yang mengelilingnya membeku. Atau dengan menggunakan semprotan nitrogen cair.
• Kutil yang multiple biasanya memerlukan lebih dari sekali tindakan, dengan jarak optimum antara 2 – 3 minggu.
Pengobatan HPV
1. Pengobatan yang di lakukan adalah dengan memberikan obat antivirus oral bila tidak membuahkan hasil dapat di lanjutkan dengan bedah listrik atau bedah beku. Di berikan juga obat-obatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Apabila faktor pemberatnya adalah kelainan genetic yang membuat daya tahan tubuhnya rendah maka penderita di berikan obat untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya selama seumur hidup.



BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
1. Keluhan utama: terdapat kutil ditangan atau tungkai yang menyerupai akar pohon
2. Riwayat keluarga: tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti penderita
3. Riwayat perjalanan penyakit: penderita mengalami penyakit ini sejak berusia15 tahun. Saat itu timbul kutil sebesar biji kacang hijau di kedua tungkai bawah, tanpa terasa nyeri atau gatal. Lima tahun kemudian kutil menyebar ke kedua tangan terutama ujung jari tangan dan punggung tangan, kulit menjadi tebal menyerupai tanduk. Tiga tahun kemudian masih bertambah banyak dan pernah diobati dengan obat kampung tetapi tanpa hasil.
4. Factor psikologis: cemas, stress dan takut
3.1.2 Pemeriksaan Fisik
DS :
• Pasien mengatakan tangannya timbul kutil di tangan dan kaki tapi tidak terasa nyeri dan gatal.
• Pasien mengatakan pada usia 15 tahun, dia pernah mengalami trauma (lecet ditangan) kemudian timbul kutil
• Klien mengatakan semakin lama kutil semakin besar

DO :
• Terdapat kutil di bagian kaki dan tangan
• Kutil berbentuk akar pohon
a. Aktivitas/ istirahat : penurunan kekuatan, keterbatasan rentang gerak, gangguan masa otot, perubahan tonus.
b. Sirkulasi : Penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang terdapat kutil
c. Integritas ego : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan, ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah
d. Neurosensori : Penurunan reflek tendon
e. Nyeri/ ketidaknyamanan : Tidak ada nyeri
f. Pernafasan : Merokok
g. Pemeriksaan lab
1. Biopsy : dilakukan untuk diagnosis dan menggambarkan pengobatan
2. Hitung darah lengkap: penurunan leukosit
3. Pap smear : terdapat virus HPV

3.2 Diagnosa
1. Kerusakan integritas kulit b.d trauma, kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial)
2. Gangguan citra tubuh, perubahan penampilan b.d proses penyakit, kecacatan
3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot dan kedidaknyamanan.
4. Ansietas b.d krisis situasi (koping tidak adekuat, kecacatan/ ancaman kematian)
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, keb. pengobatan b.d salah interprestasi informasi.
3.3 Intervensi
1. Dx: Kerusakan integritas kulit b.d trauma, kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial)
Intervensi Rasional
1. Berikan perawatan kulit sering, meminimalkan dengan kelembaban
2. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk kulit
4. Balikan/ ubah posisi dengan sering

5. Anjurkan klien untuk menghindari krim kulit apapun tanpa resep dokter 1. Terlalu lembab merusak dan mempercepat kerusakan kulit
2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit
3. Membantu mencegah friksi/ trauma kulit
4. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
5. Dapat meningkatkan iritasi

2. Dx: gangguan citra tubuh, perubahan penampilan peran b.d proses penyakit, kecacatan
Intervensi Rasional
1. Berikan penguatan positif terhadap klien

2. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan
3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan

4. Kaji makna kehilangan pada pasien


5. Terima dan akui ekspresi frustasi


6. Catat factor budaya yang mempengaruhi perubahan peran
1. Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif
2. Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri
3. Isyarat verbal/ non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor bagaimana pasien memandang diri sendiri
4. Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain
5. Penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan
6. Harapan budaya sesuai pria/wanita pada peran sakit dapat menentukan bagaimana pasien atau orang terdekat bereaksi terhadap dan menerima perubahan


3. Dx: Gangguan mobilitas fisik b.d pertumbuhan kutil yang semakin menyebar, penurunan kekuatan otot dan kedidaknyamanan
Intervensi Rasional
1. Bantu dalammemindahkan/mengambil barang yang di perlukan klien
2. Pindahkan barang-barang yang tidak di perlukan dari tempat klien.
3. Tentukan kemampuan fungsional (skala0-4) dan alasan ketidakseimbangan
4. Catat respon emosional/tingkah laku untuk mengubah kemampuan.

5. Kaji kembali keamanan penggunaan alat-alat bantu 1. Mencegah terjadinya kecelakaan seperti jatuh/cidera.
2. Mencegah pasien jatuh dan menurunkan resiko kecelakaan.
3. Mengidentifikasikan kebutuhan/tingkat intervensi yang di butuhkan.
4. Perubahan fisik dan kehilangan kemandirian seringkali menciptakan perasaan marah, frustasai, dan depresi.
5. Memfasilitasi aktivitas, menurunkan resiko perlukaan.

4. Dx: ansietas b.d krisis situasi (koping tidak adekuat, kecacatan/ ancaman kematian)
Intervensi Rasional
1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan

2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan
3. Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman/ situasi

4. Dorong pasien untuk mengkomunikasikan dengan seseorang tentang masalah yang dialami
5. Berikan penguatan penjelasan factor resiko
6. Kaji tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit
7. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien/ keluarga 1. Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis dan kesalahan konsep menentang diagnose
2. Membantu klien untuk merasa diterima pada kondisi tanpa perasaan dihakimi
3. Berbagi informasi membentuk dukungan dan dapat menghilangkan ketegangan
4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk mencakup informasi dan mengasumsi control

5. Penting untuk pembuatan rencana instruksi individu
6. Agar tidak lupa dan meningkat pemahaman pasien
7. Informasi memberikan dasar untuk identifikasi perawatan individual





5. Dx: Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, keb. pengobatan b.d salah interprestasi informasi
Intervensi Rasional
1. Jelaskan rasional pengobatan, dosis, dan efek samping pengobatan
2. Berikan informasinyang jelas dan akurat dalam cara yang nyata

3. Berikan penjelaskan proses penyakit individu

4. Berikan kembali informasi yang berhubungan dengan proses trauma dan pengaruh sesudahnya 1. Dapat meningkatkan kerja sama dengan terapi obat
2. Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan
3. Membantu penilaian diagnose penyakit, memberikan informasi yang diperlukan selama pengonbatan
4. Membantu dalam menciptakan harapan yang realistis dan meningkat kan pemahaman pada keadaan saat ini dan kebutuhannya

3.4. Evaluasi
• Klien memahami tentang penyakitnya, dan tingkat kecemasan klien akan berkurang.
• Klein merasa tenang karena masih ada pihak yang membantu untuk menyembuhkan penyakitnya
• Setelah di lakukan operasi kutil akan hilang, akan tetapi tidak 100% penyakit itu akan sembuh total. Kemungkinan untuk timbul lagi kutil tersebut masih ada.
• Walaupun sudah di lakukan operasi, pengobatan akan di lakukan secara rawat jalan, karena untuk melihat perkembangan dari penyakit tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

www.prinpage kutilberbahaya.com (di akses pada tanggal 19 Desember 2009)
www.beritajatim.com (di akses pada tanggal 19 Desember 2009)
www.inilah.com. (di akses pada tanggal 19 Desember 2009)
www.idionline.com (di akses tanggal 17 Desember 2009)
Dongoes, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta EGC
http//www.surya online.com (di akses pada tanggal 17 desember 2009)
http//departemen kesehatan RI.com(di akses pada tanggal 17 desember 2009)
http//media informasi kesehatan. Com (di akses pada tanggal 17 desember 2009) Kamus kedokteran dorlan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar